Pada era dekade 1970-an Kota Jakarta sebagai Ibukota negara banyak melahirkan group-group band antara lain,God Bless, Gypsy, Bigman Robinson,Fancy
,Bad session, Rasela, Zonk,Hookerman, Equator Child,Ireka Lime Stone,Cockpit Rhadows dll namun
hanya ada beberapa saja yang menonjol pementasannya di panggung dan
tercatat dalam sejarah musik rock di Tanah Air seperti :
Hanya Dengan Sekali Gebrak
Mungkin kalimat itulah yang pertama ada
dibenak Achmad Albar manakala dia kembali dari pengembaraannya di negeri
kincir Belanda dan sukses membentuk group Clover Leaf disana, dan
setelah sepuluh tahun di Belanda dia-pun kembali ke Indonesia serta
mengajak iparnya Fuad Hassan dari The Pro’s . Bersama Ludwig Le mans,
gitaris Clover Leaf, bandnya Iyek (panggilan akrab Achamd Albar) ketika
masih di Belanda, Iyek lalu mengajak Fuad Hassan ( ex The Pro’s,Drum),
Donny Fattah (ex Fancy,Bass) dan Yongkie yang kemudian lebih dikenal
dengan sebutan Yockie Suryoprayogo (ex Zonk & Fancy,Keyboard) untuk
membentuk sebuah band dengan nama Crazy Whells yang lalu
berubah menjadi God Bless sebuah nama yang berasal dari kartu ucapan
natal sebagai nama group mereka dan formasi ini langsung stationing di
Puncak untuk berlatih. Tanggal 5-6 Mei 1973, untuk pertama kalinya God
Bless tampil di depan Theater Terbuka Taman Ismail Marzuki dengan
berekperimen berbagai macam kemunculan termasuk dengan menggunakan peti
mati . Selain itu Albar menggunakan mayat hidup yang membawakan lagu
nurlela adalah sebagai semacam peringatan bagi pemusik-pemusik yang
bisanya hanya “membeo” dan menerima apa adanya. Scahmmy Tampangoema yang
menjadi setan laki-laki dalam pementasan God bless bertanya kepada
Ahmad Albar, mengapa memakai peti mati dan mayat. Schammy mendapat
jawaban bahwa hal itu dilakukan hanya sekedar meramaikan pertunjukan
saja .Hanya dengan sekali gebrak penopnton Jakarta sudah dapat
ditundukkan, pementasan itu mendapat sambutan yang sangat antusias dari
para remaja Ibukota saat itu karena baru kali ini mereka mendapatkan
pertunjukan rock yang lain, elite dari segi performa maupun atraksi
panggung.
Yongkie Cabut !.Namun tidak lama setelah itu, Yongkie
keyboardist berbakat yang mereka andalkan keluar dan hijrah ke Bandung
bergabung dengan Benny Soebardja dalam membentuk group Giant Step dan
posisinya digantikan oleh Deddy Dores keyboardist Freedom of Rhapsodia
yang penampilan dan gaya panggungnya memang first class, Deddy ditarik
Albar untuk memperkuat God Bless .
God Bless Formasi II 1973, formasi yang paling digandrungi para remaja
Formasi II ini pada tanggal 16 Agustus
1973 diuji dengan mengikuti pentas musik Summer 38 acara ini berkaitan
dengan HUT RI yang ke 38 semacam pentas Woodstock ala Indonesia di
Ragunan Pasar Minggu, Jakarta Selatan yang diikuti berbagai group dari
Indonesia, Malaysia dan Philipina.Pada malam itu sempat terjadi pula
kerusuhan pada pementasan musik tersebut karena sebenarnya pagelaran
akbar itu bukan pementasan musik rock semata oleh karenanya ada
band-band lain seperti The Gangs Of Harry Roesli, The Rollies,The
Singers, Los Marenos dan God Bless serta group lainnya, tetapi karena
banyaknya group rock yang tampil dan menyebabkan citra musik rock
sangat kuat dalam pementasan itu, God Bless berhasil memikat hati para
penonton dengan muka dicoreng-moreng warna-warni ala hippies mereka
menggebrak panggung dengan leluasa karena mereka mendapat sambutan yang
meriah dari penonton. Pada malam itu perhatian penonton nyaris tertuju
hanya pada group elit yang di gawangi oleh si kribo Achmad Albar yang
begitu dahsyat menghipnotis perhatian kaum muda dengan permainan dan
gaya panggungnya.
Keberhasilan God Bless malam itu seolah-olah menenggelamkan sajian musik dari group musik Fly Bait
dari Singapura yang tampil seadanya tanpa permainan yang greget- tanpa
keistimewaan yang diharapkan penonton sebagai band luar negeri hal ini
menciptakan salah satu penyebab kerusuhan di malam itu.
Kerusuhan = Salah Satu Alat Publikasi
Namun bukan itu saja kerusuhan yang
terjadi waktu God Bless manggung . Ketika pertunjukan God Bless di
lapangan basket kota Malang pada tanggal 4 Agustus 1974 dalam rangka
tour pertunjukannya ke Jawa Timur memakan korban luka-luka. Banyak dari
penontonnya yang rata-rata adalah kaum muda berdesak-desakkan ingin
masuk lebih dahulu ke dalam lapangan, sehingga penonton yang berada pada
bagian depan yang sudah berada di pintu bagian depan berjatuhan tidak
kuat menahan desakan dari belakang. Pihak panitia dan keamanan tidak
kuasa membendung arus penonton yang datang begitu banyak ke tempat
tersebut. Walaupun pertunjukan musik God bless belum dimulai, tetapi
korban yang jatuh sekitar 20 orang lebih dan banyak di antara mereka
tidak sadarkan diri. Melihat seringnya terjadinya kerusuhan penonton
dipertunjukan musik,Ahmad Albar menyatakan , ”Saya tidak mengerti,
mengapa penonton suka membuat keributan, tetapi berdasarkan atas
laporan-laporan, kebanyakan yang buat keributan itu merupakan sebagian
kecil penonton yang sengaja mencari keributan. Susah untuk memisahkan
penonton yang sengaja menonton musik dengan penonton yang seperti itu.”
Pada formasi ini order manggung God
Bless luar biasa banyaknya nyaris tidak tertangani karena banyak
anak-anak muda penasaran ingin melihat massive-nya permainan gitar
Ludwig Le Mans dan gaya Achmad Albar bernyanyi, keagresifannya Deddy
Dores dibelakang keyboardnya, kedahsyatan gebukan Fuad Hassan serta
kelincahan permainan bassnya Donny Gagola di panggung.
Memang tidak dapat disangkal
masing-masing individu di God Bless sangat solid permainannya dengan
kemampuan diatas rata-rata disamping gaya panggung mereka yang sangat
hidup yang dapat menghipnotis mata para penonton hingga tidak salah
kalau saat itu dikatakan ‘God Bless is the best !’. Aktivitas group
hard rock ini menjadi semakin padat dengan jadual pentas dibeberapa
kota besar di Indonesia. Malahan, pada akhir Agustus ’73 di Gelora
Saparua ,Bandung,group rock God Bless sempat tampil bersama group The
Gangs Of Harry Roesli serta Band Bentoel (malahan kala itu, Ian Antono
masih sebagai ‘drummer’ group rock asal Malang tersebut sebelum
bergabung dengan God Bless pada tahun 1975).
Waktu itu Ahmad Albar dengan
group-nya itu berkibar di atas panggung dengan membawakan lagu-lagu dari
group musik Deep Purple, Led Zeppelin, Kansas, dan Yes. Dalam
pertunjukan panggungnya Ahmad Albar berbeda dari Ucok AKA. Ahmad Albar
dalam pertunjukannya ramah menyambut lambaian setiap penonton yang
ingin sekedar bersalaman, baik itu laki-laki maupun wainta, Albar memang
sangat komunikatif dan seorang yang familiar dengan para penontonnya.
Selain mempelopori penggunaan efek asap yang berasal dari dry ice
di atas panggung, group ini juga banyak melahirkan ide-ide baru yang
sederhana di atas panggung, misalnya penggunaan lonceng besar ala ELP
yang diletakkan di belakang perangkat drum, pohon-pohon tiruan yang
dibalut dengan timah yang memberikan suatu efek halusinasi yang berbau
mistik. Seperti penampilan perdana mereka di TIM dan dalam memperingati
100 hari wafat Fuad Hassan dan Soman Lubis di Istora Senayan tahun
1974. God Bless memulai pertunjukan dengan suara disertai kepulan asap
dari belakang drum serta gelembung-gelembung sabun yang beterbangan dari
kipas yang ada di atas pentas. Penggunaan Efek asap yang berasal dari dry ice
juga dilakukan pada pertunjukan God Bless di Padang. Begitu juga dengan
pertunjukan musik God Bless di Yogyakarta yang juga menggunakan efek
asap dari dry ice dan kebanyakan lagu-lagu yang dibawakan dalam pertunjukan nyaris semuanya lagu-lagu berirama keras.
Tahun 1973-1975, boleh dibilang
adalah masa puncak kejayaan God Bless di panggung. Kendati kerap
mengusung lagu-lagu asing milik Deep Purple, ELP, Beatles, King Ping
Meh, Queen, Edgar Winters , Jhonny Winters, James Geng, Yes hingga
Genesis, dengan aksi panggung serta skill masing-masing porsonelnya di
atas rata-rata menjadikan setiap penampilangroup ini selalu dipadati
penonton namun disayangkan Ludwig pulang kampong ketika God Bless sedang
diatas puncak kejayaannya lalu Deddy Dores mengajak Soman Lubis untuk
gabung ke God Bless kemudian Dores menggantikan posisi Ludwig
memainkan guitar tapi tidak lama berselang Deddy-pun cabut juga dari
God Bless, pulang pulang kandang dan masuk Giant Step, lalu masuklah
Deddy Sutansyah yang baru hengkang dari Giant Step menggantikan posisi
Donny yang menjadi lead guitarist. Soman pada keyboard hanya sebentar
disana kemudian cabut dari God Bless yang harus bongkar pemain lagi
karena di samping Soman Deddy Sutansyah-pun cabut pula dari group hard
rock itu yang mana hal ini membuat Albar kelimpungan lalu dia mengajak
Odink dan Debby Nasution untuk bergabung. Pada tahun 1974 Soman Lubis
dan Fuad Hassan tewas tertabrak truk di Pancoran Jakarta Selatan
akhirnya posisi Fuad digantikan oleh Keenan Nasution.
Debby Nasution, Donny Fatah,Odink Nasution Fuad Hassan dan Iyek
Nasution Bersaudara ini sempat ataka satu
tahun memperkuat God Bless serta mengadakan tour show dibeberapa kota
seperti Jakarta,Bandung dan Padang dan Medan namun karena warna musik
Nasution bersaudara lebih kencang kearah progressive rock maka kondisi ini menjadi kendala bagi God Bless yang lebih mengedepankan musik hard rock akhirnya merekapun menarik diri dari God Bless seperti pengakuan Debby suatu saat pada penulis.
Tahun 1975, God Bless kembali lagi
bongkar formasi yakni Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (Bass), Jockie
Soerjoprajogo yang gabung kembali setelah bermukim di Malang (Keybord)
dia mengajak Teddy Sudjaja (drum) dan Ian Antono (guitar) untuk gabung
ke God Bless.
Pada tanggal 5 Desember 1975 Denny Sabrie
dari Aktuil meminta God Bless mendampingi Deep Purple sebagai band
pembuka di Jakarta, God Bless langsung menggebrak panggung dengan lagu Celebration milik PFM yang sontak mendapat sambutan luar biasa hangatnya dimana Donny Gagola dan Yockie menunjukan permainan dan gaya first class-nya,
inilah puncak kebesaran God Bless yang ditampilkan malam itu bahkan
permainan keyboard Yockie mendapatkan pujian khusus dari dari John Lord
yang mana diam-diam mengamati permainan keyboardist berbakat
kebanggaan God Bless yang memiliki tinggi 182 cm itu.
Karena mendapat sambutan yang luar biasa
meriah Albar-pun menjadi sangat bersemangat dan menyulut kembang api
yang mana menjadi awal pemicu pembakaran yang dilakukan oleh penonton di
Stadiun Utama Senayan saat itu., para penonton terutama yang berada di
VIP A mulai destruktif. Terjadi perang lempar ”jok kursi” antara mereka
yang berada di barisan lebih atas dan yang berada di bawah. Pesta
bakar-membakar juga berlangsung, kertas-kertas dibakar lalu dilemparkan
ke bawah, menurut seorang teman kami yang juga menonton pagelaran
itumain baker bakaran saat itu layaknya obor-obor yang dinyalakan waktu
gelap persis seperti lakon wayang Hanoman Obong dalam cerita Ramayana. Keributan bertambah massive terutama
di VIP A dan ini berlangsung sampai pertunjukan selesai. Jok kursi
berterbangan dilemparkan dilempar penonton sampai ke pintu masuk bahkan
ke bawah di luar lapangan.Karena kejadian ini panitia merugi besar dan
membuat Denny Sabri sewot berat sampai – sampai dia berujar “No More Super Group”!.
Majalah TOP selalu meliput konser God Bless
Kemudian di tahun 1976 meraka merilis Album perdana Huma diatas Bukit
yang konrtoversial itu dimana God Bless mendapat pujian sekaligus makian
dari para penggemar musik cadas di Tanah Air saat itu dikarenakan
hampir di semua lagu nyaris aransemennya comot sama comot sini mungkin
ini dikarenakan keseringannya mereka menyayikan lagu asing, macam milik King Ping Meh, Queen, Edgar Winters; Jhonny Winters, Deep Purple dan Genesis, Jetro Thull membuat
gaya musik. Hal tersebut tergambar jelas dalam pengarapan album perdana
mereka itu, Umpamanya Huma Diatas Bukit yang nyaris sama dengan lagu Firth of The Fifth-nya
Genesis pada lagu Rock Di Udara menyelinap kesana Storm Bringer –nya
Deep Purple. Dalam acara Rockaholic Zone di radio Ramako Yockie secara
khusus mengutarakan rasa kecewanya terhadap album God Bless yang pertama
itu yang dikatakannya sebagai album salah kaprah..
Formasi God Bless dalam album Cermin
Menjelang pembuatan album kedua Jockie Soeryoprayogo keluar dari God
Bless untuk yang kedua kalinya dan memilih mengerjakan proyek album
solonya serta menggarap proyek Badai Pasti Berlalu, album yang
melejitkan penyanyi Chrisye. Posisi Jockie Soeryoprayogo kemudian di
ambil alih oleh Abadi Soesman yang bergabung tahun 1979 dan ikut
terlibat di pembuatan album kedua cermin (1980). Di album ini konsep
musik God Bless sedikit berubah. Permainan keyboard Abadi Soesman yang
banyak di pengaruhi musik jazz dan klasik menjadikan ramuan aransemen
lagu-lagunya terkesan lebih rumit dan membutuhkan skill tinggi dalam
memainkannya. Secara keseluruhan album itu sangat bagus bahkan mungkin
akan menjadi sebuah album yang terbaik kalau saja Abadi tidak memasukan Tarkus-nya ELP kedalam lagu Anak Adam.
Namun dua tahun setelah album cermin dirilis, Abadi Soesman mengundurkan
diri. God Bless sendiri vakum beberapa tahun. Di tengah kevakuman God
Bless, Tahun 1988, God Bless menggebrak dengan lagi lewat album Semut
Hitam, yang kembali lagi menghadirkan kehandalan permainan keyboard
Jockie Soeryoprayogo yang gabung kembali. Di album ini lagi-lagi konsep
musik God Bless berubah. Dari tadinya lebih bernuansa rock progresif
secara atakan berubah menjadi sedikit lebih keras karena pengaruh musik
hard rock dan heavy metal yang mengikuti zamannya waktu itu.
Teddy Sudjaya God Bless Drummer Generasi Ketiga, Mantab!
secara komersil, boleh dibilang album semut hitam yang antara lain
melejitkan lagu kehidupan, semut hitam dan rumah kita ini cukup sukses.
Sayangnya, keberuntungan tersebut tidak di barengi oleh keharmonisan
hubungan di antara personelnya serta pihak manajemen. Buntutnya, Ian
Antono menyatakan hengkang dari group yang membesarkan namanya ini.
Posisinya kemudian di gantikan oleh gitaris muda berbakat Eet
Sjachranie
yang sebelumnya sempat memperkuat bandnya Fariz RM dan group Cynomadeus-nya Iwan Madjid.
Setelah Album Semut Hitam (1988), tidak berlama-lama lagi di tahun 1989
God Bless langsung merilis album Raksasa. Untuk kesekian kalinya konsep
musik God Bless berubah lagi. Di Album Raksasa, permainan gitar Eet
Sjachranie sangat mempengaruhi pada perubahan warna musik God Bless.
Selain lebih keras juga terkesan sarat akan sound rock yang trend di
akhir tahun 1980-an. Di album ini melejit lagu Maret 89, Menjilat
matahari, Raksasa yang sangat didominasi dengan permainan gitar Eet
Sjachranie yang banyak terpengaruh musik Van Helen dan juga ACDC.
Ditahun 1991 God Bless merilis Album Story Of God Bless yang merupakan
lagu-lagu lawas mereka yang dirilis ulang seperti lagu Huma diatas
Bukit, Sesat, Musisi, Setan Tertawa, She Passad Away adalah lagu-lagu
yang di arensmen ulang dan sangat lebih segar, modern. Setelah album ini
grup band yang menjadi tonggak musik rock di Indonesia ini vakum dan
masing-masing poersonil nya sibuk dengan proyeknya sendiri-sendiri.
Seperti Eet Sjachranie dengan Edane nya. Jockie Soeryoprayogo dengan
Kantata Takwa, Swami dan juga Suket serta melambungkan nama Mel Shandy
dan Ita purnama Sari. Donny Fattah dengan Kantata Takwa juga dan
melambungkan group pendatang baru Power Metal.
Teddy Sudjaya yang memproduseri dan
menciptakan lagu-lagu Anggun C Sasmi. Achmad Albar sendiri dengan solo
nya yang cukup sukses. Selain itu juga diawal tahun 1990-an banyak
bermunculan Band-band muda berbakat sebut Slank, Power Metal, Grass
Rock, Elpamas dan Kaisar. Dan ironisnya di awal tahun 1990-an itu juga
muncul group band yang merupakan duplikat dari God Bless sendiri yakni
Gong 2000 di mana tiga porsonelnya Achmad Albar, Ian Antono dan Donny
Fattah serta di tambah Harry Anggoman (Keybord) dan Yaya Muktio(Drum)
melejit dengan lagu-lagu Rock yang bernuasa pentatonic Bali, dan ada
beberapa lagu lawas God Bless yang masuk di Album Gong 2000 ini.
Selang beberapa tahun vakum yang cukup panjang, di tahun 1997, para
porsonel God Bless, termasuk Eet dan Ian Antono kembali berkumpul.
Workshop yang mereka gelar di kawasan puncak, Bogor menghasilkan album
berjudul Apa Khabar, yang merupakan album kerinduan mereka untuk kembali
berkiprah di panggung musik. Kisah selanjutnya setelah penggarapan
album Apa Khabar, Eet Sjachranie resmi mengundurkan diri dari formasi
God Bless dan konsentrasi untuk bandnya sendiri Edane, yang sejak tahun
1992 sudah merilis album perdananya.
God Bless Formasi Teranyar
Menjelang penggarapan album-album terbaru God Bless giliran Jockie
Soeryoprayogo dan Teddy Sudjaja yang mengundurkan diri. Penggarapan
album pun menjadi terlambat, sepanjang tahun 2000 hingga 2005 God Bless
belum juga merilis album lagi. Sepanjang tahun 2000 hingga 2006 ini
banyak nama-nama yang sempat mengisi kekosongan di tubuh God Bless di
antaranya, Kembalinya Abadi Soesman, Inang Noorsaid, Iwang Noorsaid,
Harri Anggoman, Yaya Muktio dan Gilang Ramadhan. Terakhir mereka masih
manggung di acara A mild Live Soundernaline dan acara tahun baruan di
Ancol dengan formasi Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah dan Gilang
Ramadhan. Hingga kini di tahun 2010 God Bless masih tegar seakan-akan
mereka memang selalu dibekahi Tuhan dan formasi teakhir mereka adalah
Achmad Albar (vocal), Ian Antono (gitar), Donny Fatah (bass) , Abadi
Susman (keyboard) dan Yaya Muktio (drums) God Bless , may God always
bless you !.