[NC11-AM] Album dengan Title God Bless
ini adalah album pertama dari grup musik God Bless yang dirilis pada
tahun 1975. Hits dalam album ini adalah lagu "Huma Di Atas Bukit" dan
"Setan Tertawa".
Dalam melodi lagu maupun aransemennya terdengar banyak kemiripan dengan lagu-lagu milik Genesis, Jethro Tull, Kin Ping Meh, Gentle Giant, Doobie Brothers, atau King Crimson. Kemungkinan ini terjadi karena selama malang melintang di panggung pertunjukan God Bless lebih banyak memainkan repertoar rock mancanegara.
Daftar Lagu
1. "Huma di Atas Bukit" (Donny Fattah / Sjuman Djaya) (Film Laela Majenun) - 5:05
2. "Rock di Udara" (Donny Fattah) - 4:52
3. "Sesat" (Donny Fattah / Sjuman Djaya) (Film Laela Majenun) - 5:35
4. "Eleanor Rigby" (John Lennon / Paul McCartney) (The Beatles cover) - 5:34
5. "Gadis Binal" (Ian Antono) - 4:08
6. "Friday On My Mind" (Easybeats) Easybeats cover - 6:40
7. "Setan Tertawa" (Donny Fattah) (Film Semalam di Malaysia) - 4:21
8. "She Passed Away" (Donny Fattah) - 6:33
1. Huma Di Atas Bukit dimulai dengan kombinasi permainan piano Jockie dan petikan gitar apik oleh Ian Antono, menyambut masuknya suara Achmad Albar yang dalam dan prima. Lagu yang indah ini pada dasarnya adalah sebuah kidung dengan struktur sederhana dengan permainan gitar yang baik oleh Ian Antono pada pertengahan lagu. Bila kita cermati terlihat adanya pengaruh permainan Steve Hacket dari grup Genesis sangat kuat pada aransemen lagu ini, sehingga ada kesamaan melodi dengan lagu Firth of Fifth dari album Selling England By The Pound milik grup Genesis.
2. Rock Di Udara menggambarkan situasi pada tahun 1970-an ditandai dengan adanya dua aliran musik yang saling bersaing. Di satu pihak ada pemuja musik rock 'n' roll (diwakili oleh Benny Subarja dari grup Giant Step dan grup musik rock lainnya. Di lain pihak ada pemuja musik "lokal" yaitu musik dangdut yang dimotori oleh H. Rhoma Irama. Persaingan ini cukup menegangkan dan mencapai puncaknya, terutama dengan adanya pengaruh dari majalah musik waktu itu Aktuil. Dalam lagu ini, God Bless menyerukan agar persaingan itu dihentikan. Aransamen musiknya sangat orisinal dengan kombinasi yang bagus antara permainan bass Donny Fattah, petikan gitar Ian Antono dan permainan keyboard dari Jockie Surjoprajogo menghasilkan komposisi musik rock progresif karena penuh dengan perubahan gaya sepanjang lagu walaupun akhirnya kembali ke versi awal lagu. Keyboard solo oleh Jockie bisa mengundang decak kagum.
3. Sesat adalah satu lagi dengan komposisi yang cukup orisinal yang dengan mudah bisa dinikmati oleh banyak orang. Lagu yang bagus ini penuh dengan kombinasi apik permainan gitar, keyboard untuk menemani kekuatan vokal paduan suara yang dipimpin oleh Ahmad Albar, didukung komposisi bass yang dinamis dari Donny. Ada permainan gitar solo yang sangat baik dari Ian disertai dengan permainan keyboard yang sangat seksi.
4. Eleanor Rigby, lagu karya Lennon/McCartney dari kelompok Beatles yang diaransemen ulang dengan sangat baik oleh God Bless menjadi satu komposisi yang berciri rock progresif, dengan banyak perubahan tempo dan melodi sepanjang lagu.
5. Gadis Binal mengisahkan kehidupan wanita pencari kesenangan duniawi – merupakan satu lagu rock dengan ritme yang baik yang terdiri dari gitar, keyboard dan bas serta permainan drum yang baik dari Teddy Sujaya. Walaupun gaya permainan gitar Ian Antono sangat mirip dengan permainan Tommy Bolin pada lagu Getting Tighter dari grup Deep Purple, aransemen lagu ini cukup asli, bebas dari pengaruh lagu lain. Sekali lagi, Donny menunjukkan petikan bass yang dinamis sepanjang lagu.
6. Friday On My Mind milik kelompok EasyBeat dari Australia diaransemen ulang oleh God Bless yang dipadukan dengan sangat pas dengan melodi gitar dari lagu Thick As A Brick milik Jethro Tulls dan dari lagu Dancing With The Moonlight Knight milik Genesis. Walaupun bukan lagu asli God Bless tetapi sangat menyenangkan, dengan sentuhan yang sangat khas God Bless.
7.Setan Tertawa berisi pesan tentang keresahan kalangan muda tentang keserakahan manusia lalu mencari jalan keluar lewat narkoba atau perjudian. Dimulai dengan permainan drum yang dinamis oleh Teddy Sujaya disusul dengan lengkingan gitar Ian Antono, yang saling mengisi dengan bass dan drum. Ada kesamaan pola dengan bagian intro lagu Valedictory milik Gentle Giants. Dengan sering berubahnya gaya dan tempo musiknya, lagu ini termasuk pada kelompok rock progresif. Penuh energi dan daya dengan potongan-potongan transisi kompleks pada berbagai bagian lagu dengan perubahan yang tidak terduga. Dari segi permainan drum, di sini Teddy Sujaya memainkan komposisi drum terbaik dari seluruh lagu dalam album ini.
8. She Passed Away adalah lagu penutup dari album ini. Lagu bercerita tentang seseorang yang kehilangan seorang kekasih yang walau hanya seorang wanita sederhana tetapi sulit dicari penggantinya. Lagu yang indah ini dinyanyikan dengan suara prima oleh dari awal sampai akhir lagu – diiringi petikan gitar dan bass, masing-masing oleh Ian dan Donny. Pada bagian tengah lagu, ada sisipan bagian dari lagu The Musical Box milik grup Genesis.
God Bless kemudian merilis ulang beberapa lagu dari album ini dengan aransemen baru, yaitu lagu Huma Di Atas Bukit, Sesat, Setan Tertawa dan She Passed Away yang dirilis pada album kompilasi The Story Of God Bless.
Personil :
• Achmad Albar : lead vocal
• Ian Antono : backing vocal, lead guitar
• Donny Fattah : backing vocal, bass guitar
• Teddy Sujaya : drum
• Jockie Surjoprajogo : Keyboards
Dirilis tahun 1975 Dengan Label Pramaqua.
Saya teringat waktu masih SD mendengarkan kaset God Bless ini, karena Om saya sudah SMA, setiap hari pasti menyetel album cermin ini. Dan Album inilah album Favorit saya sampai sekarang, hamper setiap hari pasti saya stel, baik lewat PC maupun MP3 Player, sungguh sebuah album yang dahsyat baik dari segi musikalitasnya maupun kekuatan liriknya.
Album ini penuh dengan nuansa rock progressif yang rumit dengan menonjolkan kemahiran tiap personil memainkan instrumen musiknya melalui aransemen yang jelimet. Beberapa lagu menjadi sangat panjang melampaui panjang lagu rata-rata (3 - 4 menit) pada saat itu. 'Anak Adam' yang merupakan lagu terpanjang (11 menit 59 detik) penuh dengan atraksi ketrampilan tiap-tiap personilnya.
Album ini melawan arus industri musik saat itu. Dengan konsep rock progresif seperti itu, album ini dianggap lahir mendahului jamannya. Konsumen tidak siap menerimanya. Akibatnya Cermin merupakan album God Bless yang paling jeblok penjualannya. Tetapi, secara pencapaian estetika musik, Cermin melampaui album God Bless manapun.
Album ini yang paling banyak dicari para kolektor, sayangnya Cermin adalah satu-satunya album God Bless yang belum pernah dirilis ulang dalam bentuk CD. Master rekaman yang semula dimiliki JC Records kini dimiliki oleh Logiss Record.. Belum diketahui mengapa Logiss Record belum mengeluarkan rilis ulang dari album yang dicari oleh banyak kolektor ini.
Album kompilasi 18 Greatest Hits of God Bless memuat 3 lagu hasil remaster dari album ini
Daftar Lagu
Side A
1. "Cermin" (Donny Fattah) - 6:17
2. "Selamat Pagi Indonesia" (Ian Antono) - 6:16
3. "Musisi" (Donny Fattah) - 4:26
4. "Balada Sejuta Wajah" (Ian Antono) - 3:36
5. "Sodom & Gomorah" (Ian Antono) - 4:07
Side B
1. "Anak Adam" (Benny Likumahuwa/ Donny Fattah) - 11:59
2. "Insan Sesat" (Abadi Soesman) - 5:53
3. "Ingat" (Donny Fattah) - 6:44
4. "Tuan Tanah" (Ian Antono) - 2:06
Cermin mengawali album ini dengan komposisi berbasis balada, dengan awalan musik bermelodi indah yang dilanjutkan dengan aransemen keyboard / piano yang kaya improvisasi dan inovatif oleh Abadi Soesman mengiringi suara bening Ahmad Albar. Petikan gitar yang mantap dari Ian Antono mengisi berbagai segmen pada lagu ini. Mengikuti dinamisnya aliran musik, permainan drum yang solid oleh Teddy Sujaya mempertegas struktur lagu ini. Sungguh suatu lagu berirama rock progresif yang sangat baik.
Selamat Pagi Indonesia, lagu ini pas sekali jika dinikmati di pagi hari, setelah bangun tidur, mengalir indah seperti pada lagu pertama, dengan permainan keyboard / piano oleh Abadi Soesman dan dipadu dengan permainan gitar akustik oleh Ian Antono. Musiknya banyak diisi oleh suara bening Achmad Albar dan suara gitar akustik. Musiknya mengalir dinamis dalam tempo sedang dengan kombinasi harmonis antara gitar & keyboard. Permainan drum yang solid dan sangat variatif dari Teddy Sujaya mengisi lagu ini dengan pas. Lagi ini adalah satu lagu rock progresif yang sangat baik
Musisi, saat diwawancarai Metro TV, Donny Fatah bercerita bagaimana awal penciptaan lagu ini, saat dirinya mengalami dilemma antara terus berkarir dalam dunia musik atau kerja kantoran…dan lahirlah lagu dahsyat ini, mungkin adalah lagu rock progresif terbaik yang pernah dibuat oleh God Bless! Diawali dengan permainan solo bass "berjalan" Donny Fattah yang menjadi penentu warna musik lagu ini. Petikan rhythm guitar dari Ian Antono mengikut petikan bass solo tadi, lalu dilanjutkan dengan masuknya dentuman drum oleh Teddy Sujaya serta permainan keyboard Abadi Soesman. Setelah suara bening & mantap yang khas dari Ahmad Albar masuk, musik berubah semakin rumit oleh bunyi instrumen yang saling mengisi antar gitar, bass, keyboard dan drum. Dalam lagu Ian, Donny, Abadi dan Teddy mendemonstrasikan keahlian masing-masing memainkan instrumen musiknya. Luar biasa! Paduan suara Ahmad Albar ditopang oleh permainan apik Ian Antono dan Donny Fattah menghasilkan paduan yang harmonis. Musisi adalah lagu yang memacu adrenalin, dimainkan dalam tempo cepat dengan aransemen musik yang hebat.
Balada Sejuta Wajah adalah lagu balada yang enak didengar, kombinasi yang harmonis antara melodi yang menyenangkan, vokal yang mantap dan musik yang bergaya orkestra. Bayangkan bagian interlude lagu ini diisi dengan keyboard yang dimainkan bagai orkestra. Selain komposisinya bagus, lirik lagunya juga puitis dengan pesan yang kuat penuh perenungan "Mengapa, semua berkejaran dalam bising, mengapa oh mengapa sejuta wajah engkau libatkan dalam himpitan kegelisahan, Adakah hari esok makmur sentosa bagi wajah-wajah yang menghiba?"
Sodom & Gomorah adalah sebuah lagu rock dengan aransemen yang rumit bahkan sejak awal lagu. Bagian awal lagu ini mengingatkan orang dengan musik ELP. Bagian tengah lagu sangat menarik karena God Bless memasukkan unsur musik jazz ke dalam musik rock dalam tempo tinggi dan warna musik yang rumit. Bagian tengah lagu mengingatkan orang pada musik dari grup Kansas.
Anak Adam adalah lagu terpanjang dalam album ini, Awal lagu dimulai dengan aransemen yang mengingatkan orang pada musik Kansas tetapi kemudian segera beralih ke nuansa musik gamelan Bali dalam tempo tinggi. Peralihan ke musik gamelan Bali terasa sangat pas. Abadi Soesman mendemonstrasikan teknik bermain keyboard tingkat tinggi dalam lagu ini, walaupun ada nuansa musik grup Kansas. Ian Antono dengan grup Gong 2000-nya kemudian merilis ulang lagu ini, dengan aransemen tanpa dipengaruhi musik grup Kansas.
Insan Sesat, satu lagi lagu balada, kali ini dengan aransement yang lebih sederhana dibanding dua lagu balada lain dalam album ini. Abadi Soesman berperan penting di sini dalam mengiringi vokal Ahmad Albar. Balada yang indah.
Ingat adalah sebuah lagu dengan bangunan sederhana, dimainkan dengan tempo sedang, dengan lirik yang memberi pesan moral tentang menghadapi kehidupan. Ada permainan piano / keyboad dan permainanan gitar solo yang apik dalam lagu ini.
Tuan Tanah mengakhiri album ini, dengan gaya acapella yang baik oleh Ahmad Albar, Donny Fattah dan Ian Antono.
Personil
• Achmad Albar : vocalist
• Ian Antono : gitar
• Donny Fattah : bass
• Teddy Sujaya : drums, percussion
• Abadi Soesman : keyboards
Terbit 1980 Direkam Genre Rock Panjang 51:34 Label Billboard Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar