Menakjubkan. Kalaulah
saja Kamis (10/8) pukul 23.00 Anda datang ke panggung Gudang Garam Music
Festival di Mega Expo Jateng 2006, kompleks PRPP, Tawangmas, Semarang Barat,
barangkali kata sama bakal terlontarkan.
Bisa jadi mata, telinga, dan tubuh Anda akan berpadu padan dengan
lantunan tembang yang dibabar grup band kawakan, God Bless.
Ya, semalam grup band yang dipunggawani Ahmad Albar (vokal), Ian Antono
(gitar), Donny Fattah (bas), Abadi Soesman (kibor), dan Yaya Muktio (drum)
itu menujukkan kepiawaiannya. Kendati hampir semua personelnya berusia lebih
dari setengah abad, kecuali Yaya Mukti (43) yang menggantikan absennya
Gilang Ramadhan, mereka tak kehilangan semangat. Penampilan mereka
benar-benar memikat.
Menyimak penampilan God Bless, bak membuka lembar demi lembar buku yang
tebal. Di mana di dalamnya termaktub kata-kata yang terangkai menjadi
kalimat yang dahsyat, kendati telah usang. Lihat saja saat tembang-tembang
mereka seperti "Musisi", "Bla Bla Bla", Syair Kehidupan", "Huma di Atas
Bukit", "Semut Hitam", atau "Kehidupan", dilantunkan.
Ratusan penonton yang sebagian besar adalah penggemar fanatiknya, tak
henti-henti berteriak histeris. Seolah saling melepas kerinduan yang teramat
mendalam. Tidak saja berjingkrak, ratusan penonton turut pula menyaut tiap
kali Iyek, panggilan akrab Ahmad Albar, melantunkan bait demi bait lirik
tembang legendaris mereka.
Rupanya hal itu disadari betul oleh Iyek. Para personel grup band yang
sempat merajai panggung-panggung pertunjukkan era tahun 1970-an itu, tahu
benar penggemarnya menanti aksi mereka di atas panggung. Maklum saja, sudah
beberapa tahun God Bless tak singgah di Kota Semarang.
Jadilah perhelatan semalam menjadi semacam konser klangenan antara
God Bless dan penggemarnya. Terlebih, penampilan Yaya Muktio sebagai
personel pengganti Gilang, mampu mengimbangi permainan Ian Antono, Donny
Fatah, dan Abadi Soesman. God Bless tetaplah sebagai grup band yang
beraliran rock klasik.
Melihat penampilan mereka semalam, justru Yaya mulai menyatu dengan
permainan yang dimiliki God Bless. Di tangan Iyek, Donny Fatah, dan Ian
Antono, God Bless tetap berdiri kokoh bagai 'karang', kendati pernah
mengalami kevakuman beberapa tahun lamanya.
Grup band kawakan itu tetap menjadi legenda bagi perjalanan musik rock di
tanah air. Mereka masih tetap tegar bagai macan tua yang garang di atas
panggung. Iyek masih lantang tatkala melantunkan tembang "Sejuta Wajah",
"Menjilat Matahari", dan "Rumah Kita", meski sesekali tersengal-sengal
dengus nafasnya.
Petikan maupun sayatan gitar Ian Antono masihlah terlihat dahsyat.
Permainan gitar Ian masih mempunyai ruh. Sedangkan Donny Fatah, betotan
basnya nyaris tak mengalami perubahan berarti dibanding dua puluh tahun
silam. Demikian halnya Abadi Soesman, suara dari kibornya mampu masuk ke
sela-sela jeda permainan musik yang dimainkan.
Sementara Yaya Muktio, sebagai personel yang lebih muda, gebukan drumnya
mampu menjaga ritmis tembang yang terlantunkan. Ya, God Bless terlampau
sulit dicari tandingannya, oleh musisi muda sekalipun. Meski "macan tua",
mereka masih garang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar